Selasa, 19 Agustus 2008

Nervous

Hari ini aku stres dan nervous banget, Ya Allah bantulah aku.

Jumat, 15 Agustus 2008

Bad News


Tadi pagi, aku dapet kabar dari Kak Mul kalo kakak iparku, Kak Ina, masuk rumah sakit lagi lantaran penyakit komplikasinya. Katanya sih sakitnya udah parah banget. Kalo dulu dirawat di RSPP karena sakit ginjalnya yang sudah tak berfungsi, sekarang ini malah penyakitnya merambat ke jantung dan pankreas. Alhasil, kondisi Kak Ina yang sekarang dirawat di RS Pondok Indah, cukup gawat. Badannya juga pada bengkak2, kasian banget. Tadi Kak Mul nyuruh aku nelpon ke Bang Hendri untuk nanyain kabarnya gimana, soalnya dia pasti stres mikirin istrinya. Belum lagi keadaan Kiki, Riri, dan Puput yang pasti sedih ngeliat keadaan mamanya kayak gitu. Aku sih cuma bisa bantu lewat doa dan nelpon mereka. Rencana lebaran di Medan juga bakalan berubah. Soalnya Bang Hendri minta mama untuk lebaran di Jakarta aja karena kondisi Kak Ina yang tak memungkinkan untuk pergi. Kalo suamiku sih seneng aja lebaran di Jakarta, soalnya udah dua tahun ini kami lebaran di Medan sejak mama pindah ke sana. Yah, itung2 bisa jalan-jalan lagi ke puncak dan Bandung deh.

Senin, 11 Agustus 2008

Surprise News


Kemarin, aku yang sudah kangen sama nyokap nelpon ke Medan melalui Hp kakakku. Kebetulan di rumah lagi ramai karena ada arisan keluarga. Semenjak pagi aku nelpon tapi engga diangkat juga, mungkin sibuk kali yaa nyiapin makanan buat tamu. Berkali2 aku nyoba lagi, tapi ngak diangkat juga. Akhirnya agak siangan aku coba telpon lagi, dan kali ini diangkat. Yang pertama sih nanya apa kiriman coklat dariku udah nyampe di rumah, ternyata sudah, setelah itu aku ngobrol sama nyokap. Puas ngobrol sama mama, akhirnya disambung lagi ke kakakku yang emang cerewet abis itu, eh dia bilang kalo sekarang lagi hamil muda....hahhhhh. Aku kaget setengah mati, soalnya dia tuh umurnya sekarang udah 40 tahun, tiga jagoannya juga udah gede2. Katanya sih dia mo nyari anak cewek, hehehehehe, maklum juga sih. Tapi aku seneng aja, punya ponakan baru. Aku malah minta sama kakakku supaya anak yang dia kandung biar aku pelihara, dia sih oke2 aja, tapi bilang dulu sama Bang Dahram (suaminya). Ah, mudah2an aja deh. Yang penting, anaknya nanti sehat dan sempurna, kakakku juga diberi kekuatan menjalani kehamilannya hingga melahirkan.

Sabtu, 09 Agustus 2008

Ponakan Ngumpul



Beberapa hari yang lalu aku mendapat email dari ponakanku Kiki. Dia ngirim foto2 kita (aku, Kiki, Riri, dan Puput)sewaktu jalan ke Singapore, akhir Juli lalu. Lucu2 juga fotonya, apalagi kami berfoto bersama ponakanku yang tinggal di sana (Reynold, Renada, dan Robinho) yang masih imut2. Bayangin aja, ponakan dari aku dan suami ngumpul, ribut dan becanda melulu bawaannya. Untung saja, ponakanku yang datang dari Jakarta udah pada gede2. Flat Sri (adik suami) terasa penuh dengan kedatangan kami. Tapi dia malah senang kedatangan tamu, malahan kita dijamu segala dengan makanan yang aneh2 dan diajak jalan pagi sambil menyusuri pertokoan dan pasar yang ada di sekitar Yishun Riong Road. Dia tuh pengen memberi sedikit wawasan sama ponakan aku tentang lingkungan pemukiman di Singapore, kalau aku sih buat apa lha wong sering kok ke rumahnya, jadi familiar. Setelah sedikit olahraga dan foto2 di arena bermain dan olahraga di belakang blok, kami sarapan roti prata dan teh tarik di salah satu kedai makan di pasar. Setelah itu kami keliling blok dan pertokoan. Cukup ramai juga karena kebetulan waktu itu hari minggu. Pasar tradisional dan pertokoannya juga lumayan lengkap, ada salon, bank, swalayan, toko hewan, kedai makanan, hingga praktik dokter ada di sini. Kalau ada jajanan yang aneh, dia pasti nawarin, mau ngak ki, ri, put...? Lama juga sih kami keliling, dua jamlah, lumayan capek 'n pegal. Yang ada begitu kami balik ke rumah, kami langsung tidur, hehehehehe.

Kamis, 07 Agustus 2008

Inget Temen




Tiba-tiba aja aku inget sama temen2ku sewaktu tugas meliput di Singapura pertengahan Agustus lalu ketika Dewi bercerita salah satu dari mereka. Selama tiga hari aku jalan dengan empat teman, pemenang undian Singapore Tourism Board (STB), plus seorang guide, Cik Faisal. Meski awalnya rada canggung, tapi pertemanan beda usia ini cukup kompak. Makcik Wan Erlies Yetti yang sudah punya cucu berasal dari Tanjungpinang, Elvi Yulia dari Batam, Gustinawati dari Tanjungbalai Karimun, dan Kristian Bolug (satu2nya cowok) berasal dari Batam. Banyak kejadian dan pengalaman yang menyenangkan dalam perjalanan kami menjelajahi Singapura. Misalnya saja ketika kami naik Singapore Flyer. Aku yang takut ketinggian diketawain dan dikerjain lantaran tak berani beranjak dari tempat duduk, sementara mereka dengan santainya berfoto ria, jalan kesana-kemarin dengan tenangnya, pokoknya meyebalkan banget ngeliatnya. Kejadian lucu lainnya ketika kami naik bus Hippo Tour. Meski cuaca ketika itu ngak begitu bagus, kami tetap naik dan memilih duduk di atas. Ternyata, baru 15 menit perjalanan dari sejam yang dijadwalkan, hujan mulai rintik plus petirnya itu lho, suaranya kenceng banget...yang ada sepanjang perjalanan aku doa. Dan lantaran ngak tahan akhirnya kami turun ke bawah karena hujannya makin deras, aduh apesnya.
Meski ada yang nyebelin, kejadian yang menyenangkan juga banyak. Selama tiga hari jalan, bercengkrama bersama mereka, benar-benar menyenangkan. Kami sih berharap ada kesempatan lagi untuk bisa jalan seperti ini, abisnya gratis sih hehehe, mudah-mudahan deh.

Rabu, 06 Agustus 2008

Langkawi 5

Setelah lima hari menjejakkan kaki di Pulau Langkawi, akhirnya tiba waktunya untuk balik. Sempet males juga, soalnya masih betah dan banyak tempat yang belum aku kunjungi. Tapi gimana lagi, tiket udah dibeli mau tak mau harus pulang juga. Habis sarapan di hotel, kami langsung siap2 ke bandara. Untung aja bandara cuma berjarak 100 meter, jadi ngak perlu buru2 untuk check out dari hotel. 1,5 jam sebelum terbang, kami ke bandara untuk check in dan memilih menunggu di sana. Setelah terbang sejam, akhirnya kami sampai juga di LLCT Kuala Lumpur. Kami langsung menuju stasiun kereta api untuk membeli tiket kereta ke Johor. Ternyata kereta berangkat malam pukul 21.30. Daripada bosen, akhirnya kami memilih menitipkan tas di konter penitipan dengan biaya 5 ringgit per tas, supaya bisa jalan-jalan ke menara kembar petronas. Cuma naik LRT dengan membayar 2 ringgit saja sudah sampai di sana. Meski terasa capek, tapi rasanya cutiku kali ini memang benar2 menyenangkan. Aku juga banyak mendapat pengalaman baru yang mengasyikkan. Moga aja pada liburan aku yang mendatang tak kalah asyik dan menambah wawasan baru. Amin

Senin, 04 Agustus 2008

Langkawi 4






Saat matahari terbit di hari keempatku di Langkawi,rasanya sudah tak sabar menjelajah ke tempat baru. Sesuai dengan planning, tujuan pertama kami adalah makam Mashuri yang merupakan maskot sejarah pulau ini. Makam mashuri yang berada di kawasan Padang Matsirat letaknnya tak jauh dari hotel Helang. Hanya dalam tempo 20 menit kami sampai ditujuan. Suasana pedesaan masih sangat terasa di sini. Setelah membayar 5 ringgit per orang, kami akhirnya masuk. Begitu masuk, ada sebuah musium yang menceritakan asal muasal legenda Mashuri plus peninggalan putri cantik ini. Kisah mashuri sendiri cukup dramatik. Ia adalah seorang gadis cantik yang dipinang oleh seorang adik penguasa Langkawi ketika itu. Saat, sang suami berperang, ia difitnah telah berselingkuh dengan seorang pemuda dari Sumatera oleh kakak iparnya yang iri dengan kecantikannya. Alhasil, ia disidang dan dihukum mati meski telah memohon bahwa dia tak bersalah. Akhirnya sebelum tewas, ia bersumpah bahwa Langkawi tidak akan dilanda kesusahan dan tidak akan maju selama tujuh turunan. Entah kebetulan atau tidak, Langkawi memang tak pernah berkembang, dan baru berkembang pada tahun 80-an setelah turunan ke-8 dari Mashuri lahir. Langkawi akhirnya dijadikan andalan wisata oleh pemerintah Malaysia. Ketika aku melihat makam Mashuri, sempet tergidik juga. Terbayang bagaimana dia meninggal karena difitnah. Tak lama di tempat ini, aku dan suami menuju cable car lantaran kemarin tak jadi naik karena cuaca buruk. Untung aja cuaca cerah dan kesampaian juga naik. Aku yang emang takut ketinggian hampir disepanjang perjalanan sembunyi di badan suami, asli boooo serem abis...tinggi banget! Sementara di depan aku, tiga cewek cantik asal Timur Tengah dengan asyiknya malah foto2 dan pindah2 tempat duduk. Sempat sebel juga, abisnya kalo dipindah tuh cable car khan goyang2. Yang ada aku ngucap dan doa aja. Tapi perjalanan ke atas yang rada menyeramkan terbayarkan ketika sampai di atas gunung. Cantik banget pemandangannya, wihhh keren abis. Kita juga musti naik-turun tebing tuk ke jembatan yang menghubungkan dua bukit. Capek banget, tapi asyik aja. Jadi inget waktu kuliah, sering naik gunung. Cuma bedanya badanku dulu masih kurus, so ringan kali naik/turun tebing. Puas liat pemandangan bagus, kita menuju telaga tujuh yang letaknya hanya satu kilometer dari cable car. Sampai di sana kami langsung menuju Telaga Tujuh dengan naik tangga yang buanyaak banget, asli capek banget. Baru setengah perjalanan, akhirnya kami memilih menuju air terjun terlebih dahulu. Letak air terjun juga lumayan jauh, tapi terobati ketika sampai di lokasinya. Keren banget. Aku langsung ngerendam kaki dan cuci muka, segerrrrr. Di sini juga banyak monyet yang berkeliaran. Bahkan tas yang aku sandang sempet mau direbut monyet, sial banget. Sekitar setengah jam, akhirnya kami menuju telaga tujuh. Bayangin aja, masih 327 anak tangga yang harus kami naiki dari 600 anak tangga. Ngak naik, sayang juga udah di sini, kapan lagi ada kesempatan kayak gini. Akhirnya dengan kelelahan yang luar biasa, aku naik, untung karena kanan-kiri hutan, udaranya segar banget jadi rada terobatilah capeknya. Wih, lega rasanya setelah sampai. Udah banyak bule yang mandi di telaga tujuh yang ternyata sumber air terjun yang sebelumnya aku datangi. Saking beningnya, ikan-ikan kelihatan berseliweran di sumber air yang nampak seperti kolam itu. Pokoknya keren abis.

Sabtu, 02 Agustus 2008

Langkawi3






Hari ketiga di Langkawi, kami akhirnya menyewa sebuah mobil untuk dipakai jalan-jalan. Cukup menyewa 50 ringgit sehari, kami bisa puas menjelajahi pulau ini dengan modal peta di tangan. Perjalanan pertama ke Cable Car yang ditempuh sekitar 30 menit dari hotel. Lumayan asyik juga berkendara di negara orang. Meski harus sering2 lihat peta, tapi pengalaman yang didapat cukup banyak. Misalnya saja ketika harus mengisi bensin. Rupanya di Langkawi, ngisi bensin harus self service. Setelah membayar di kasir jumlah bensin yang diisi, baru deh kita isi sendiri. Sempet kikuk juga, tapi akhirnya terbiasa. Di dekat kami malah ada bule yang kena marah lantaran ngisi bensin duluan tapi belum bayar, hehehe. Sesampainya di Cable Car, aku sempet ngeri juga...abisnya gunung yang bakal dinaiki cablenya tinggiiiii banget. Tapi setelah mikir2 sayang juga udah nyampe tapi ngak nyoba, nekat juga deh. Untungnya, pas udah mo beli tiket ternyata konternya tutup dengan alasan cuaca tidak memungkinkan. Emang sih, rada mendung dan angin kencang. Katanya sih rentan banget kalau nekat naik. Alhamdullilah akhirnya ngak jadi, hehehe. Bisa dilanjutin besok kali...Akhitnya kami jalan2 di sekitar lokasi yang lumayan indah pemandangannya. Puas liat2, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Under Water World yang letaknya di pantai Cenang. Tiketnya lumayan mahal 38 ringgit per orang untuk turis, sedangkan orang malaysia cuma 28 ringgit saja. Sebenarnya under water world ini biasa2 aja, hampir sama dengan yang ada di Singapura dan Indonesia. Hanya saja di lokasi ini ada toko coklat bebas cukai yang harganya lumayan murah. So abis ngeliat2 binatang laut, aku langsung nyerbu ke toko coklat untuk beli oleh-oleh. Wah sampae bingung milihnya. Tak hanya coklat, minuman beralkohol juga murah banget, tapi buat apa juga dibeli?. Puas pilih-pilih coklat, kami langsung melanjutkan perjalanan untuk mencari souvernir di Langkawi Shopping Fair di pusat kota Kuah Town. Di mall ini, ternyata yang dicari memang ada cuma rada mahal, akhirnya aku pilih tunda dulu deh beli-belinya. Tak jauh dari Shopping Fair ada landmarknya Pulau Langkawi yakni Eagle Square. Kalo di Batam sih, tempat ini kayak alun-alun lah. Hanya saja di sini ada patung elang yang besar banget, dan pemandangannya juga indah. Eagle Square ini bersebelahan dengan pelabuhan feri.

Langkawi2











Setelah malamnya memboking perjalanan ke tasik dayang bunting kepada resepsionis hotel, pada hari kedua di Langkawi ini kami sudah bersiap menunggu jemputan semenjak pagi. Dengan modal 50 ringgit per orang, kami akan melakukan perjalanan di tiga tempat dalam rentang waktu empat jam, yakni di tasik dayang bunting, eagle square, dan pulau beras basah. Sesampainya di pelabuhan kecil, bersama rombongan sejumlah delapan orang, kami berangkat dengan tujuan pertama tasik dayang bunting. Memakan waktu 30 menit akhirnya kami sampai ke pulau yang bentuknya seperti wanita hamil sedang tidur tersebut. Saat berjalan di sisi pulau, aku disambut gerombolan kera kecil yang menghalangi jalan setapak yang akan kami lalui. Lucu juga liat tingkah mereka, gemesin kayak ngeliat my gembul (kucingku, hehehehehe). Setelah naik-turun sekitar 1 km, akhirnya sampai juga di danau. Cepet2 aku ganti baju, en nyebur...byur...Ternyata danau ini dalem banget booo...bayangin aja, tepi danau saja dalemnya 15 meter. Takut tenggelam akhirnya aku naik lagi untuk nyewa pelampung, hehehe. Banyak pilihan sih kalo kita ngak mau berenang ya bisa naik boat kecil atau kayak. Yah, sekitar 30 menit berendam sama suami, akhirnya aku istirahat ganti baju then nyoba2 celupin kaki di pinggir danau yang banyak ikan kecilnya. Ih geli banget kaki kita digigit2in sama ikan kecil-kecil yang ada di sekitan situ. Pengalaman yang benar2 menyenangkan. Satu jam di pulau dayang bunting, kami melanjutkan perjalanan ke eagle finding yang berada di Pulau Singa Besar, untuk melihat burung elang. Di sana, kami melihat bagaimana puluhan burung elang menukik mengambil makanan yang disebar oleh pemandu kami. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke pulau beras basah. Pulau kecil ini lumayan indah dengan hamparan pasir putihnya. Aku sempet berenang juga di sini. Eh turis arab yang banyak berlibur ke langkawi juga berenang lho...

Jumat, 01 Agustus 2008

Langkawi1


Tanggal 20 Juli 2008, akhirnya kami berangkat menuju Langkawi. Naik ferry dari Batam Centre ke Stulang Laut Johor sekitar pukul 15.30, akhirnya kami sampai 1,5 jam kemudian. Kemudian ke stasiun Larkin untuk naik bis ke Kuala Lumpur. Menempuh perjalanan selama 5 jam, akhirnya kami tiba dinihari di KL. Menunggu matahari terbit, kami duduk santai di sebuah kedai makan dan mencicipi makanan arab melayu pada pukul 04.00. Lumayan capek...rasanya sih ngak sabar pengen istirahat di hotel yang telah kami boking jauh hari di Langkawi. Kira-kira pukul 06.00 kami berangkat menuju stasiun kereta api dengan menggunakan LRT untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandara LCCT. Tak lama menunggu LCCT, akhirnya kami terbang ke Langkawi yang memakan waktu sejam. Wuiiih, rasanya seneng banget bisa ngeliat jejeran pulau2 indah ketika kami terbang di atas kepulauan Langkawi. Apalagi, ternyata Hotel Helang yang aku boking ternyata nyaman banget, fasilitas juga lengkap. Asyiknya lagi cuma butuh jalan kaki 5 menit dari bandara untuk sampai di hotel itu. Setelah check in dan mandi kami langsung istirahat total, bobo......! Begitu bangun, ternyata sudah jam 5 sore, wah perut laper banget, abis siang juga belum makan. Dengan modal peta dan nanya resepsionis hotel, kami pergi ke pantai Cenang yang katanya indah dan banyak bule dengan menyewa taksi. Ternyata bener booo, emang keren abis, ngak kalah deh dengan pantai Kuta di Bali. Meski pantai ini tak sepanjang pantai Kuta tapi fasilitas yang ditawarkan ke wisatawan lumayan lengkap. Ada paraseling, banana boat, jet sky, dan lainnya. Jejeran penginapan dan hotel bisa dilihat di pantai ini, sempet nyesel juga kenapa ngak boking hotel di sini ya.....Puas banget liat pemandangan dan jejakkan kaki di desiran ombak sampai akhirnya matahari tenggelam. Baru deh kami makan di salah satu restoran yang berjejer di pinggir pantai. Menikmati makanan sea food di daearah ini relatif murah, sekali makan untuk dua orang cuma butuh duit 27 ringgit (x Rp 3000). Makanan juga lumayan enak kok.