Senin, 04 Agustus 2008

Langkawi 4






Saat matahari terbit di hari keempatku di Langkawi,rasanya sudah tak sabar menjelajah ke tempat baru. Sesuai dengan planning, tujuan pertama kami adalah makam Mashuri yang merupakan maskot sejarah pulau ini. Makam mashuri yang berada di kawasan Padang Matsirat letaknnya tak jauh dari hotel Helang. Hanya dalam tempo 20 menit kami sampai ditujuan. Suasana pedesaan masih sangat terasa di sini. Setelah membayar 5 ringgit per orang, kami akhirnya masuk. Begitu masuk, ada sebuah musium yang menceritakan asal muasal legenda Mashuri plus peninggalan putri cantik ini. Kisah mashuri sendiri cukup dramatik. Ia adalah seorang gadis cantik yang dipinang oleh seorang adik penguasa Langkawi ketika itu. Saat, sang suami berperang, ia difitnah telah berselingkuh dengan seorang pemuda dari Sumatera oleh kakak iparnya yang iri dengan kecantikannya. Alhasil, ia disidang dan dihukum mati meski telah memohon bahwa dia tak bersalah. Akhirnya sebelum tewas, ia bersumpah bahwa Langkawi tidak akan dilanda kesusahan dan tidak akan maju selama tujuh turunan. Entah kebetulan atau tidak, Langkawi memang tak pernah berkembang, dan baru berkembang pada tahun 80-an setelah turunan ke-8 dari Mashuri lahir. Langkawi akhirnya dijadikan andalan wisata oleh pemerintah Malaysia. Ketika aku melihat makam Mashuri, sempet tergidik juga. Terbayang bagaimana dia meninggal karena difitnah. Tak lama di tempat ini, aku dan suami menuju cable car lantaran kemarin tak jadi naik karena cuaca buruk. Untung aja cuaca cerah dan kesampaian juga naik. Aku yang emang takut ketinggian hampir disepanjang perjalanan sembunyi di badan suami, asli boooo serem abis...tinggi banget! Sementara di depan aku, tiga cewek cantik asal Timur Tengah dengan asyiknya malah foto2 dan pindah2 tempat duduk. Sempat sebel juga, abisnya kalo dipindah tuh cable car khan goyang2. Yang ada aku ngucap dan doa aja. Tapi perjalanan ke atas yang rada menyeramkan terbayarkan ketika sampai di atas gunung. Cantik banget pemandangannya, wihhh keren abis. Kita juga musti naik-turun tebing tuk ke jembatan yang menghubungkan dua bukit. Capek banget, tapi asyik aja. Jadi inget waktu kuliah, sering naik gunung. Cuma bedanya badanku dulu masih kurus, so ringan kali naik/turun tebing. Puas liat pemandangan bagus, kita menuju telaga tujuh yang letaknya hanya satu kilometer dari cable car. Sampai di sana kami langsung menuju Telaga Tujuh dengan naik tangga yang buanyaak banget, asli capek banget. Baru setengah perjalanan, akhirnya kami memilih menuju air terjun terlebih dahulu. Letak air terjun juga lumayan jauh, tapi terobati ketika sampai di lokasinya. Keren banget. Aku langsung ngerendam kaki dan cuci muka, segerrrrr. Di sini juga banyak monyet yang berkeliaran. Bahkan tas yang aku sandang sempet mau direbut monyet, sial banget. Sekitar setengah jam, akhirnya kami menuju telaga tujuh. Bayangin aja, masih 327 anak tangga yang harus kami naiki dari 600 anak tangga. Ngak naik, sayang juga udah di sini, kapan lagi ada kesempatan kayak gini. Akhirnya dengan kelelahan yang luar biasa, aku naik, untung karena kanan-kiri hutan, udaranya segar banget jadi rada terobatilah capeknya. Wih, lega rasanya setelah sampai. Udah banyak bule yang mandi di telaga tujuh yang ternyata sumber air terjun yang sebelumnya aku datangi. Saking beningnya, ikan-ikan kelihatan berseliweran di sumber air yang nampak seperti kolam itu. Pokoknya keren abis.

Tidak ada komentar: