Kamis, 18 September 2008

Duka Cita

Hari ini adalah hari ke-10, Kak Ina berpulang ke rahmatullah. Sedih rasanya mengingat bagaimana sosok Kak Ina, apalagi ketiga anaknya Kiki, Riri, dan Puput, masih butuh perhatian seorang ibu. Kak Ina meninggal Senin lalu tanggal 8 September 2008 karena kanker paru-paru dan komplikasi penyakit lainnya. Begitu mendengar kabar dari Bang Rinto, aku langsung sedih dan segera menelepon Kiki. Kata Kiki, mamanya baru meninggal setengah jam yang lalu. Suaranya masih terdengar parau, aku cuma bisa bilang supada dia tabah begitu juga dengan adiknya dan papanya. Aku juga langsung nyari tiket untuk berangkat ke Jakarta hari itu juga. Untungnya sih dapet, dan kebetulan juga waktu berangkat dan sampai di Jakarta tak jauh beda dengan pesawat mama dan Bang Rinto dari Medan, jadi dijemputnya ngak bolak-balik.
Kita sampai di Jakarta pukul 4 lewat sedikit, tapi dijemput sekitar 5 kurang gitu. Udah gitu kita kena macet lagi di jalan, padahal Bang Hendri nunggu mama ngeliat jenazah Kak Ina baru dikubur. Akhirnya kita nyampe juga di rumah abis magrib, aku dan mama langsung nangis melihat jasad Kak Ina. Kita berpelukan dengan anak-anaknya disaksikan saudara dan teman yang sedari pagi melayat. Tak menunggu lama, akhirnya kami ke tanah kusir untuk menguburkan Kak Ina.
Proses penguburan benar2 mengharukan apalagi Bang Hendri dan anak-anak melihat jasad ibunya untuk terakhir kalinya. Sedih banget.
Aku cuma bisa berdoa semoga Kak Ina dapat damai di sisi Allah SWT dan ditempatkan di surga. Bang Hendri, Kiki, Riri, dan Puput diberikan ketabahan dan kesabaran. Amin.

Tidak ada komentar: